top of page

Saat Rasulullah bersama 100 Ribu Sahabat Melaksanakan Haji Wada


Sejarah mencatat Rasulullah SAW pernah melaksanakan haji yang berjuluk hajat at-tamam/ haji kesempurnaan. Hal itu bersamaan dengan turunnya penegasan Allah SWT mengenai kesempurnaan agama dan nikmat-Nya.


Perintah kesempurnaan agama ini diabadikan dalam firman Allah SWT surah Al-Maidah ayat 3,



حُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةُ وَالدَّمُ وَلَحْمُ الْخِنْزِيْرِ وَمَآ اُهِلَّ لِغَيْرِ اللّٰهِ بِهٖ وَالْمُنْخَنِقَةُ وَالْمَوْقُوْذَةُ وَالْمُتَرَدِّيَةُ وَالنَّطِيْحَةُ وَمَآ اَكَلَ السَّبُعُ اِلَّا مَا ذَكَّيْتُمْۗ وَمَا ذُبِحَ عَلَى النُّصُبِ وَاَنْ تَسْتَقْسِمُوْا بِالْاَزْلَامِۗ ذٰلِكُمْ فِسْقٌۗ اَلْيَوْمَ يَىِٕسَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ دِيْنِكُمْ فَلَا تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِۗ اَلْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ الْاِسْلَامَ دِيْنًاۗ فَمَنِ اضْطُرَّ فِيْ مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِّاِثْمٍۙ فَاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ ٣





Artinya: "Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, dan (daging hewan) yang disembelih bukan atas (nama) Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang (sempat) kamu sembelih. (Diharamkan pula) apa yang disembelih untuk berhala. (Demikian pula) mengundi nasib dengan azlām (anak panah), (karena) itu suatu perbuatan fasik. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu. Oleh sebab itu, janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu. Maka, siapa yang terpaksa karena lapar, bukan karena ingin berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."


Lantas bersama siapa Rasulullah SAW melaksanakan haji wada? Mengutip buku Mukjizat Isra Mi'raj dan kisah 25 Nabi-Rasul karya Winkanda Satria Putra disebutkan saat pelaksanaan haji wada, Rasulullah SAW ditemani oleh para sahabat dan pengikutnya yang berjumlah sekitar 100.000 orang.



Jumlah sahabat yang membersamai Rasulullah SAW saat haji wada ini turut disebutkan dalam Sirah Nabawiyah karya Shafiyurrahman al-Mubarakfuri yang diterjemahkan Suchail Suyuti.



Pada kesempatan haji wada, Rasulullah SAW menunjukan cara pelaksanaan ibadah haji serta sunnah-sunnahnya kepada seluruh umat Islam melalui khotbahnya.



Kisah Haji Wada Rasulullah bersama 100.000 Orang


M Quraish Shihab dalam buku Haji dan Umrah Bersama M. Quraish Shihab - New Cover menjelaskan secara rinci perjalanan Rasulullah SAW menunaikan ibadah haji wada.



Pada hari Sabtu, 25 Dzulqa'dah 10 H, selepas salat Zuhur di Masjid Nabawi dan setelah menyampaikan beberapa tuntunan berhubungan dengan ibadah haji yang akan dilaksanakan Rasulullah SAW bersama para sahabat dan pengikutnya, Rasulullah SAW beserta rombongan menuju Dzu Al-Hulaifah, tempat miqat penduduk Madinah.



Sebelum berhaji seratus ekor unta telah disiapkan untuk dijadikan kurban, sebagian beliau beri tanda, dan sebagian lainnya diberi tanda oleh sahabatnya. Kurban ini diperuntukan secara tulus kepada Allah SWT, dan selanjutnya akan diberikan kepada fakir miskin yang membutuhkan.



Rasulullah SAW bersama pengikutnya tiba di Dzi Thuwa pinggiran kota suci Makkah, mereka menginap di sana malam Minggu, 4 Zulhijah, menunggu besok harinya untuk masuk ke Makkah.



Dalam perjalannya, Rasulullah SAW bersama pengikutnya bertalbiyah.



لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لَا شَرِيكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ، لَا شَرِيكَ لَكَ



Labbaikal Allâhumma labbaik, labbaika lâ syarîka laka labbaik, inna al-hamda wa an-ni'mata laka wa al-mulk, lâ syarîka laka.



Mendekati Kota Makkah, di suatu wilayah yang disebut Syari', Rasulullah SAW bersabda,



مَنْ لَمْ يَكُنْ مِنْكُمْ مَعَهُ هَدْيٌ فَأَحَبَّ أَنْ يَجْعَلَهَا عُمْرَةً فَلْيَفْعَلْ وَمَنْ كَانَ مَعَهُ هَدْيٌّ فَلَا



Artinya: "Barang siapa tidak membawa serta hadyu (binatang untuk dipersembahkan kepada Allah SWT. dan disembelih di tanah haram), dan dia ingin menjadikan kunjungannya sebagai umrah, maka dia boleh melakukannya. Adapun yang membawa serta hadyu, tidak diperbolehkan."



Rasulullah SAW bersama pengikutnya tiba di Makkah pada pagi hari tanggal 4 Zulhijah, beliau masuk ke Makkah sambil menunggang al-qashwa (unta) sembari mengumandangkan kalimat talbiyah.



Ketika nabi Muhammad SAW melihat Ka'bah beliau segera berdoa dengan memuji Allah SWT.



اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ فَحَيِّنَا رَبَّنَا بِالسَّلَامِ. اللَّهُمَّ زِدْ هَذَا الْبَيْتَ تَشْرِيفًا وَتَعْظِيمًا وَتَكْرِيمًا وَمَهَابَةً، وَبَرًّا وَزِدْ مَنْ حَجَّهُ أَوِ اعْتَمَرَهُ تَكْرِيمًا وَتَشْرِيفًا وَتَعْظِيمًا وَبِرًّا



Artinya: "Ya Allah, Engkau adalah Yang Maha Damai, dan dari sisi-Mu kedamaian, maka hidupkanlah kami wahai Tuhan Pemelihara kami, dalam kedamaian. Ya Allah, tambahlah bagi Ka'bah ini kemuliaan, keagungan, penghormatan, wibawa dan kebajikan. Anugerahilah yang berhaji atau berumrah kehormatan, kemuliaan, pengagungan, dan kebajikan" (HR Imam asy-Syafi'i dan al-Baihaqi)



Tanpa melaksanakan salat sunnah tahiyatul masjid, Nabi Muhammad SAW langsung melakukan tawaf, setelah selesai tawaf dan mengelilingi Ka'bah tujuh kali beliau menuju makam Nabi Ibrahim AS, sembari membaca surah Al-Baqarah ayat 126,



وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اجْعَلْ هٰذَا بَلَدًا اٰمِنًا وَّارْزُقْ اَهْلَهٗ مِنَ الثَّمَرٰتِ مَنْ اٰمَنَ مِنْهُمْ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ قَالَ وَمَنْ كَفَرَ فَاُمَتِّعُهٗ قَلِيْلًا ثُمَّ اَضْطَرُّهٗٓ اِلٰى عَذَابِ النَّارِ ۗ وَبِئْسَ الْمَصِيْرُ ١٢٦



Artinya: "(Ingatlah) ketika Ibrahim berdoa, "Ya Tuhanku, jadikanlah (negeri Makkah) ini negeri yang aman dan berilah rezeki berupa buah-buahan (hasil tanaman, tumbuhan yang bisa dimakan) kepada penduduknya, yaitu orang yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari Akhir." Dia (Allah) berfirman, "Siapa yang kufur akan Aku beri kesenangan sementara, kemudian akan Aku paksa dia ke dalam azab neraka. Itulah seburuk-buruk tempat kembali."



Kemudian melaksanakan salat dua rakaat, selesai dan lanjut perjalanan menuju bukit Shafa yang berjarak 130 M dari Ka'bah. Saat mendekat beliau membaca surah Al-Baqarah ayat 158,



۞ اِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَاۤىِٕرِ اللّٰهِ ۚ فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ اَوِ اعْتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ اَنْ يَّطَّوَّفَ بِهِمَا ۗ وَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًاۙ فَاِنَّ اللّٰهَ شَاكِرٌ عَلِيْمٌ ١٥٨



Artinya: "Sesungguhnya Safa dan Marwah merupakan sebagian syiar (agama) Allah. Maka, siapa beribadah haji ke Baitullah atau berumrah, tidak ada dosa baginya mengerjakan sai antara keduanya. Siapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri, lagi Maha Mengetahui."



Rasulullah SAW mengucapkan niat sa'i. Beliau kemudian naik ke Bukit Shafa, memandang ke Ka'bah menghadap kiblat sambil mengagungkan Allah SWT.



لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ



Artinya: "Tidak ada Tuhan (Yang Mahakuasa dan berhak disembah) melainkan Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Miliknya semua kekuasaan dan milik-Nya semua pujian dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tidak ada Tuhan (Yang Mahakuasa dan berhak disembah) melainkan Allah Yang Maha Esa. Dia menepati janji-Nya, memenangkan hamba- Nya dan mengalahkan sendiri musuh-musuh yang bersekutu."



Rasulullah SAW dari Bukit Shafa menuju Bukit Marwah yang berjarak 390 meter, demikian terus beliau lakukan berulang kali sebanyak 7 kali.



Selanjutnya, pada hari Kamis, Rasulullah SAW pergi menuju Mina, di sana beliau melaksanakan salat Zuhur, Ashar, Magrib, Isya, dan esok paginya bertolak menuju Arafah.



Di Arafah Rasulullah SAW berkhotbah di hadapan para pengikutnya, berisi prinsip-prinsip dasar ajaran Islam, hak asasi manusia (laki-laki dan perempuan), pembatalan riba, dan kegiatan jahiliah.



Setelah khotbah, Rasulullah SAW kembali ke tempat semula mengendarai unta, ketika wukuf ini Rasulullah SAW menerima wahyu terakhir (menurut sebagian ulama). Wahyu yang dimaksud adalah firman Allah SWT dalam surah Al-Maidah ayat 3,



حُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةُ وَالدَّمُ وَلَحْمُ الْخِنْزِيْرِ وَمَآ اُهِلَّ لِغَيْرِ اللّٰهِ بِهٖ وَالْمُنْخَنِقَةُ وَالْمَوْقُوْذَةُ وَالْمُتَرَدِّيَةُ وَالنَّطِيْحَةُ وَمَآ اَكَلَ السَّبُعُ اِلَّا مَا ذَكَّيْتُمْۗ وَمَا ذُبِحَ عَلَى النُّصُبِ وَاَنْ تَسْتَقْسِمُوْا بِالْاَزْلَامِۗ ذٰلِكُمْ فِسْقٌۗ اَلْيَوْمَ يَىِٕسَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ دِيْنِكُمْ فَلَا تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِۗ اَلْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ الْاِسْلَامَ دِيْنًاۗ فَمَنِ اضْطُرَّ فِيْ مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِّاِثْمٍۙ فَاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ ٣



Artinya: "Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, dan (daging hewan) yang disembelih bukan atas (nama) Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang (sempat) kamu sembelih. (Diharamkan pula) apa yang disembelih untuk berhala. (Demikian pula) mengundi nasib dengan azlām (anak panah), (karena) itu suatu perbuatan fasik. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu. Oleh sebab itu, janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu. Maka, siapa yang terpaksa karena lapar, bukan karena ingin berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."



Setelah Magrib, beliau meninggalkan Arafah, menuju ke Muzdalifah, dalam perjalanan ini Rasulullah SAW membonceng Usamah bin Zaid yang berusia sekitar 20 tahun.



Tiba di Muzdalifah beliau segera menjamak takhir Magrib dan Isya, usai salat beliau berbaring. Setelah salat Subuh melanjutkan perjalanan menuju Masjidil Haram. Ketika tiba di satu bukit bernama Quzah, beliau menghadap kiblat sambil berdoa dan mengagungkan Allah SWT.



Beliau lantas melanjutkan perjalanan menuju Mina untuk melontar jumrah. Ketika tanggal 10 Zulhijah, Rasulullah SAW melontar jumrah aqabah dengan tujuh batu kecil sebesar biji kurma. Setiap batu yang dilontarkan disertai ucapan takbir. Setelah itu, Rasulullah SAW ber tahallul dengan mencukur rambut.



Rasulullah SAW kemudian melanjutkan aktivitasnya ke tempat penyembelihan kurban. Di sana Nabi Muhammad SAW menyembelih 63 ekor unta dari seratus ekor yang dibawa dari Madinah.



Selesai memotong hewan kurban, Rasulullah SAW bersama rombongan kembali ke Makkah, melakukan tawaf ifadhah. Setelah melakukan serangkaian ibadah beliau mengunjungi bani Abdul Muthalib yang bertugas melayani minuman jemaah.



Rasulullah SAW bersabda, "Timbalah dari sumur zamzam, seandainya aku tidak kuatir orang menduga bahwa menimba dari sumur zamzam merupakan bagian dari ibadah haji, yang mengakibatkan kalian terdesak oleh banyaknya orang, niscaya aku akan menimba bersama kalian."



Mereka kemudian menyuguhkan air zamzam kepada Rasulullah SAW dan beliau meminumnya



1 tampilan0 komentar

Comments

Rated 0 out of 5 stars.
No ratings yet

Add a rating
bottom of page